Thursday, August 31, 2006
di antara dua jiwa
Gw sampai saat ini, selalu ga bisa mengerti kenikmatan sebuah tren untuk menunjukkan eksistensi diri, serta pengakuan.

Banyak orang yang menganggap gw adalah orang yang terlalu amat sangat konservatif, padahal gw cukup mengikuti tren, yang di anggap adalah tren orang tua, such as berita, kehidupan politik luar negri, perang, teknologi terbaru.... Gw belum pernah menikmati kehidupan selebriti dalam bentuk gosip, paling cuma lewat kios buku, baca judul halaman depan, pas ganti ganti chanel tv ato pas buka web dan liat banner ato indexnya doang.

Gw selalu di protes bahwa kehidupan gw tidak seperti kehidupan remaja pada umumnya, perbandingan temen temen gw berusia 5 6 tahun di atas gw dengan yang seumuran tuh jauh banget, pembicaraan gw terlalu bergaya orang tua, dan gw di anggap mengalami penuaan dini.

Yap, gw di anggap sangat amat konservatif, suatu hari gw pernah ber curhat ke guru sosiologi gw *gw jarang ber konsultasi atau curhat dengan teman sebaya, dan ini menambah pandangan betapa "membosankan"nya gw* tentang kehidupan cinta gw. Gw, yang sampai saat ini memupuk perasaan selama 6 bulan dan 4 bulan terakhir pekerjaan gw adalah menangis, membuat guru gw sempet kaget, karena apapun yang gw lakukan tentang hal yang bernama cinta ini tidak mengurangi tingkat konsentrasi dan prestasi gw di skula.

Guru gw pun akhirnya memberi saran, "jangan terlalu sibuk mengejar ikan yang kecil sementara kamu punya kesempatan mendapatkan ikan yang jauh lebih besar."
Bagi guru gw, gw bisa mendapatkan orang yang jauh lebih baik daripada berkutat melakukan hal hal demi seseorang yang jelas jelas tidak akan melirik ke arah gw.

"Yah, kamu kan tidak perlu segitu setia menanti dirinya, padahal orang itu tidak menyukaimu."
Temen temen sebaya gw banyak mentertawakan ke naifan gw karena terlalu memikirkan seseorang dan tidak membiarkan diri gw untuk menebar pesona ke pria lain ataupun membiarkan orang lain mencintai diri gw sendiri, setiap ada cowok mendekat, dengan reflek gw tidak menunjukkan tanda tanda keterbukaan sebagai wanita dengan kefeminisan.

Beberapa orang bertanya, "lu baru jatuh cinta sekali ini ya."
Nggak, gw jatuh cinta untuk yang kedua kalinya, dan perlu jangka waktu 3 tahun lebih semenjak peristiwa "jatuh cinta" gw yang pertama.

Gw ga mengerti betapa banyak orang yang bisa begitu mudahnya melupakan cintanya sejenak, begitu cepat membuang kenangan untuk mencari orang baru yang bisa memberikan perasaan nyaman bahkan lebih dengan cepat, bahkan begitu mudah menjelek jelekan setelah berpisah padahal saat bersama terlalu banyak kenangan yang di buat.

Dan mungkin gw juga ga akan jatuh cinta lagi seandainya gw ga kehilangan orang pertama gw. Banyak yang menilai love ever after itu ga pernah ada, dan gw pun bukan penyanjung forever love, sampai maut memisahkan kita bla bla bla,,,

Gw hanyalah sosokwanita naif, bodoh, goblok, tolol or apalah itu yang terlalu setia, dan terlalu kuno, dan sebagainya dan sebagainya yang tidak bisa dengan mudah jatuh cinta lagi atau dengan mudah melupakan orang yang sempat gw agungkan sebagai orang yang gw cintai dalam waktu yang singkat.

Apakah yang namanya cinta itu bisa tergantikan begitu saja? Apakah menggantikan perasaan kita dengan mencintai orang lain itu bisa terjadi dalam waktu yang singkat?

Bagi gw, nggak, karena gw [entah kenapa] masiih terikat dengan nilai nilai purba.

+._cHoRo_.+
gw butuh waktu 2 tahun hanya untuk kissing.
posted by choro ajah @ 1:58 PM  
1 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me


Name: choro ajah
Home:
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links